Penerapan Konsep Merdeka Belajar dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Authors

  • Endang Retnowati Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Risnawati Risnawati Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Miftahir Rizqa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

DOI:

https://doi.org/10.59613/jipb.v2i2.39

Keywords:

Merdeka Belajar, Evaluasi Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui dampak gagasan merdeka belajar dan saran-sarannya dalam penilaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Tulisan ini menggunakan metodologi subjektif dan fokus penulisan pada strategi. Berdasarkan konsekuensi pembahasannya, penilaian meliputi estimasi dan evaluasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, penilaian mempunyai kedudukan yang penting dan utama, karena berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui kecukupan dan kecakapan kerangka pembelajaran. Penilaian meliputi program pembelajaran, pengalaman belajar, dan hasil belajar. Secara umum, standar penilaian meliputi kemajuan, menyeluruh, adil, objektif, menyenangkan, dan masuk akal. Secara khusus, standar tersebut meliputi kejelasan, rasionalitas, metode pengajaran, dan tanggung jawab. Berdasarkan audit penulisan yang telah dilakukan, strategi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dikenal dengan strategi "merdeka belajar". Strategi ini meliputi 4 hal: Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang dibuat oleh masing-masing sekolah; Ujian Nasional (UN) berubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan ikhtisar pribadi; kesempatan guru untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); dan fleksibilitas dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dalah Deka Learning bertujuan untuk mencetak mahasiswa yang kreatif, inovatif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, dunia kerja, serta evaluasi yang komprehensif. Dalam hal ini, demikian yang diasumsikan oleh peneliti: kemajuan evaluasi bergantung pada tujuan penciptaan manusia, yaitu menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karena itu, guru PAI harus mampu menilai kemajuan mahasiswa yang meliputi aspek Mental (aqliyah), Penuh Perasaan (qolbiyah), dan Psikomotor (amāliyah).

Downloads

Published

2023-12-03