Manajemen Pemerintahan dalam Upaya Mencegah Stunting di Kota Bandung
DOI:
https://doi.org/10.59613/jomss.v1i1.120Abstract
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menurunkan angka stunting di Kota Bandung. Melalui berbagai program stunting berhasil ditekan dari sebelumnya berada di angka 26,4 persen turun sampai 7 persen menjadi 19,4 persen pada tahun 2022. Pencegahan stunting baru merupakan prioritas melalui tagline Bandung Besti Anyar atau Bandung Bebas Stunting Anyar (baru). Untuk itu pencegahan harus dimulai dari kalangan remaja, ibu hamil dan 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Berbagai program pun diluncurkan seperti Program Pangan untuk Daerah Rentan Rawan Pangan dan Stunting (Pangersa), aplikasi e-penting (pendataan stunting), roadshow ke wilayah, sekolah dan juga melalui edukasi yang kreatif dan masif ke masyarakat dengan komunitas. Terdapat lebih dari 5.000 kader yang siap melakukan edukasi dan pendampingan. Serta membuat aplikasi e-penting pendataan stunting, pembuatan film pendek dan edukasi tentang stunting, keliling road show ke kecamatan. Bahkan, untuk semakin melejitkan peran kolaborasi pentahelix, Pemerintah Kota Bandung juga sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur mengenai CSR. Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bandung juga telah meluncurkan aplikasi Bandung Emergency Application Support (BEAS). Lewat aplikasi ini, warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan suatu penelitian yang dapat menyajikan fakta secara komprehensif mengenai program pencegahan stunting di Kota Bandung, agar bermanfaat bagi Pemerintah Kota dalam pembuatan kebijakan mengenai program pencegahan stunting yang lebih tepat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program pencegahan stunting di Kota Bandung