Narasi Meme sebagai Mekanisme Kontrol Sosial: Analisis Wacana Visual dalam Budaya Digital
DOI:
https://doi.org/10.59613/jomss.v3i1.251Keywords:
Meme Internet, Kontrol Sosial, Wacana Visual, Budaya Digital, ResistensiAbstract
Meme internet telah berkembang menjadi salah satu bentuk komunikasi digital yang paling berpengaruh, memainkan peran signifikan dalam membentuk opini publik, merepresentasikan budaya populer, dan menyampaikan pesan sosial. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana meme digunakan sebagai mekanisme kontrol sosial dalam budaya digital. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur (library research), penelitian ini menganalisis wacana visual dalam meme internet sebagai alat untuk mengonstruksi, menegosiasikan, atau mempertanyakan norma sosial. Data dianalisis melalui pendekatan wacana kritis dengan fokus pada elemen visual dan teks yang menyertainya, yang mencerminkan dinamika kekuasaan, ideologi, dan resistensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga memiliki dimensi politik dan sosial yang kompleks. Meme dapat menjadi alat untuk memperkuat kontrol sosial melalui humor yang menyasar perilaku menyimpang atau nilai-nilai yang dianggap tidak sesuai. Di sisi lain, meme juga digunakan untuk melawan otoritas atau membongkar struktur kekuasaan melalui ironi dan satire. Representasi visual dalam meme sering kali memperkuat stereotip tertentu, tetapi juga dapat menjadi ruang subversif untuk memprotes ketidakadilan. Dalam konteks budaya digital yang semakin terfragmentasi, meme memiliki kekuatan unik untuk menjangkau audiens luas secara cepat, menciptakan ruang diskusi yang dinamis di antara kelompok masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meme merupakan bentuk komunikasi yang multifaset dalam budaya digital modern, sekaligus alat yang dapat dimanfaatkan untuk kontrol sosial maupun resistensi. Studi ini menawarkan perspektif baru terhadap peran meme dalam kajian budaya dan komunikasi kontemporer.